ShoutMix chat widget
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
W3LCOM3 TO MY SW33T HOM3...T3NK YU
Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers

H4D1ST C3RMIN S4UD4R4

Photobucket

Sabtu, 12 September 2009

patuh dan taat

Bismillahirrahamanirrahim....

Patuh/ taat telah sering kita dengar, tetapi boleh jadi tidak sedikit orang yang memahami apa yang dinamai patuh/taat. Pakar2 bahasa mensyaratkan sekian syarat untuk terpenuhinya makna kepatuhan/ketaatan:
1. melaksanakan apa yang di perintahkan
2. melaksanakannya saat di perintahkan
3. melaksanakannya dengan penuh rasa hormat.
Apabila kita melaksanakan suatu perintah tetapi setelah waktunya berlalu, maka itu tidak lagi di namai patuh.
Apabila kita melaksanakan suatu perintah tetapi jika di sertai dnegan kejengkelan atau kedongkolan, maka itupun tidak lagi dinamai patuh.


Itu sebabnya ada ungkapan yang menyatakan kalo kita ingin di patuhi, maka perintahkanlah apa yang berada dalam kemampuan, siapa yang anda perintah. Itu juga sebabnya agama menggaris bawahi bahwa "LAA YUKALLIFULLAHU NAFSAN ILLA WUS'AHA" yang artinya: Allah tidak membebani seseorang kecuali dalam batas kemampuannya.
Bahkan dalam rumus agama "kalo sesuatu telah demikian sempit, maka pasti ada jalan keluar untuk memperlebarnya. "Allah menghendaki kemudahan bagi kamu, tidak menghendaki kesulitan". Itu semua agar perintahnya dipatuhi oleh makhluk-makhlukNya.
Perintah terbagi dua:
1. perintah melaksanakan sesuatu
2 dan perintah untuk menghindari sesuatu.
Yang no 2 inilah yang di sebut larangan. Perintah menghindari sesuatupun harus di hindari dengan penuh rasa hormat dan tulus serta terlaksana dan di laksanakan pada waktu yang di tetapkan. Jika tidak maka ia bukanlah kepatuhan atau ketaatan.
Ada perintah untuk melaksanakan sesuatu, ada juga perintah dalam arti melarang melakukan sesuatu. Perintah untuk melaksanakan sesuatu, hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Kalo kita tidak mampu, maka tidak berkewajiban melakukannya. Adapun larangan maka untuk menghindari sesuatu kita tidak membutuhkan kemampuan.
Contoh: memberi perintah "jangan angkat meja itu!!!". anda tidak memerlukan kemampuan fisik untuk menghindarinya. Jika demikian, perintah yang berarti larangan harus dilaksanakan tanpa ada syarat sedikitpun.
Ada perintah Allah, ada perintah Rasul dan ada juga perintah ulil amri. Laksanakan perintah Allah, laksanakan perintah Rasul, tetapi ulil amri perintahnya di laksanakan selama tidak bertentangan dengan perintah Allah dan RasulNya. Jangan duga bahwa ulil amri hanya tokoh terpenting dalam satu masyarakat.
Ia boleh jadi, seorang yang sehari-harinya bekerja mengurus lalu lintas. Dia wajib kita patuhi, karena dia yang mendapat wewenang untuk mengatur lalu lintas. Jangan duga mematuhi perintah guru tidaklah wajib selama tidak bertentangan dengan perintah Allah. Karena gurupun adalah ulil amri, orang yang berwenang untuk memerintah kalo dilanggar perintah-perintah itu. Maka bisa jadi terjadi kekacauan dalam masyarakat, kekacauan dalam hidup. Itu sebabnya Rasulullah saw berpesan "seorang muslim berkewajiban untuk patuh dan taat walaupun pemimpin yang memimpinnya adalah seorang budak yang hitam, yang tidak memiliki status sosial yang tinggi. Karena kalo tidak patuh maka akan terjadi kekacauan dalam hidup ini. Itu juga sebabnya sehingga Rasulullah berpesan: "daripada terjadi kekacauan, maka lebih baik menaati dan mematuhi siapapun yang menjadi pemimpin. Memang keduanya buruk, tetapi dalam keburukkanpun ada pilihan. (ust.QURAISH SHIHAB).






0 komentar: