ShoutMix chat widget
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
W3LCOM3 TO MY SW33T HOM3...T3NK YU
Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers
Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers

H4D1ST C3RMIN S4UD4R4

Photobucket

Selasa, 06 Oktober 2009

STOP MENGGUNCANG BAYI ANDA!!!!!!

Salam..pakabar kamu semua fren? Semoga kamu semua selalu senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat ya...
Duh aq gi pusing neh fren. Idung pun mendadak meler...uhuhuuuhuuu..
Oia membicarakan masalah anak...tentu terkadang kita sebagai orang tua bila anak nya nangis langsung di gendong kemudian di guncang ke kanan ke kiri dengan tujuan agar tangisan anak
tersebut berhenti ya kan??? Dan bagi kita tindakan seperti itu adalah hal yang biasa yang memang kerap dilakukan oleh orang kita.
Namun siapa sangka...jika tindakan tersebut dapat membuat anak mengalami shake baby syndrome.
Sama halnya melempar anak ke atas lalu menangkapnya kembali. Hal ini pun termasuk banyak dilakukan oleh orang kita. Aktifitas ini sering di anggap permainan yang mengasyikan oleh kita...karena pasti membuat anak tertawa riang.
Meskipun begitu ternyata aktifitas tersebut sangat tidak di sarankan, terutama bagi bayi berusia dibawah satu tahun. lebih lanjut baca artikel dibawa ini...seberapa bahayakah guncangan tersebut untuk anak2???

Tahun 2008, Camryn Jakeb Wilson, bayi berusia 12 minggu, meninggal karena sang ayah terlalu keras mengguncang dan meremas tubuhnya. Empat tahun sebelumnya, kasus serupa terjadi pada Aidan Andrews yang berusia 2,5 bulan. Di Jerman, sekitar 100 bayi setiap tahun mengalami kerusakan parah di otak karena mereka diguncang-guncang pengasuhnya. Asosiasi dokter anak di Jerman memperkirakan angka bayi yang mengalami trauma (cedera) akibat diguncang-guncang sebenarnya lebih tinggi lagi. Asal tahu saja, guncangan keras selama 5 detik saja sudah bisa merusak fungsi otak, begitu keterangan dari profesor Hans-Juergen Nentwich, anggota direktur asosiasi tersebut.
Dari kasus-kasus yang terjadi, ahli kedokteran mengidentifikasi satu sindrom serius pada bayi, namanya Shaken Baby Syndrome (SBS). Intinya, sindrom ini mengacu pada penyiksaan terhadap bayi, yang sebenarnya dilakukan tanpa sadar untuk meredakan tangisan bayi. SBS biasanya menimpa anak berusia di bawah 1 tahun, dan dapat mengakibatkan cedera otak parah yang permanen, cedera urat saraf tulang belakang, pendarahan pada mata, bahkan kematian.

Jarang terjadi, namun harus diwaspadai

Untuk Indonesia, belum ada data akurat soal kasus semacam ini. Namun sebagai gambaran, di Amerika terdapat sekitar 1.000 hingga 1.500 kasus setiap tahunnya. Sebagian besar korban SBS adalah bayi berusia 3-8 bulan. Pada balita juga pernah terjadi, tapi jumlahnya tak sebanyak itu. Hampir 25 persen anak yang mengalami SBS di Amerika mengalami kematian.

Menurut dr Pulung M. Silalahi SpA, dokter anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Tambak, kematian yang terjadi dikarenakan bayi yang masih sangat muda belum bisa menahan kepalanya sendiri lantaran otot lehernya yang lemah. Akibatnya, jika bayi terguncang badannya, kepalanya akan bergoyang ke depan dan ke belakang. Guncangan atau ayunan yang terlalu keras dapat mengakibatkan keseimbangan terganggu, darah seakan-akan terhenti dan keseimbangan pun terganggu.

Otak bayi juga sangat rentan dan memerlukan ruang untuk tumbuh. Karena itulah ada rongga atau celah antara tengkorak kepala dan otaknya yang dapat mendukung pertumbuhan tersebut. Jika Anda mengguncang bayi Anda dengan kuat, otak si kecil bisa berpindah tempat dalam rongganya. Selanjutnya jaringan otak si bayi akan membengkak dan pembuluh darahnya bisa robek.

Biasanya, bayi penderita SBS akan mengalami pendarahan otak, pendarahan pada mata, serta cedera pada urat saraf tulang belakang atau leher. Sebagian bayi juga memperlihatkan memar dan tulang rusuk yang retak. Efek jangka panjangnya bisa macam-macam, dari kerusakan otak, kebutaan, epilepsi, kesulitan bicara, kesulitan belajar, kesulitan koordinasi, serangan jantung, dan keterbelakangan mental.

Risiko terbesar adalah bayi di bawah 1 tahun, tetapi tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi di usia yang lebih tua. Yang harus diwaspadai adalah guncangan-guncangan ini dapat terjadi justru ketika kita asyik bermain dengan sang bayi.

Untuk mendeteksi apakah bayi Anda terkena SBS, ada beberapa gejala yang harus diperhatikan. Apakah si kecil mudah kaget, kelihatan lemah dan mengantuk, tidak mau makan, kesadaran menurun bahkan hilang, pernafasan terganggu, atau kejang-kejang? Bila ya, kemungkinan bayi Anda mengalami SBS. Segera periksakan ke dokter dan hentikan mengguncang atau mengayun bayi. Selamanya! (female.kompas.com)


Warna Teks






0 komentar: